Sunday, November 22, 2015

Take Your Risk



Traveling, ntah sejak kapan pastinya saya menemukannya ini sebagai Hobby, mungkin sejak memasuki dunia perkuliahan atau mungkin sejak saya mulai mengenal alam. Saya lahir dari keluarga yang tidak mengajarkan untuk suka traveling sejak kecil walaupun hidup keluarga saya nomaden tapi sangat jarang sekali orang tua saya mengajak untuk mengunjungi tempat-tempat baru untuk dijelajahi. Sifat orang tua saya yang over protective menyebabkan saya tidak bebas pergi kemanapun yang saya mau tanpa izin mereka. Birokrasi perizinan nya selalu alot apapun alasannya. Bahkan ketika saya SMA dan akan ikut SIMAK UI di Pekanbaru(waktu itu saya tinggal di Medan), saya harus ditemani ayah Padahal teman-teman seperjuangan pergi tanpa orang tua mereka masing2. Membosankan bukan ? HAHA

Semasa SMP-SMA di Medan saya dibentuk jadi anak rumahan, tidak boleh nginap, pulang tidak boleh pulang lebih dari jam 7 malam, tidak boleh pacaran, dan banyak hal yang tidak boleh lainnya. Mungkin saat itu Ibu saya terlalu khawatir karena kondisi saat itu Ayah saya sering tidak stand by dirumah. Ayah harus pulang-pergi Aceh-Medan dalam rentang waktu tidak menentu. Ayah masih bekerja di Aceh saat kita sekeluarga sudah di Medan. Bahkan saya pernah tidak ketemu Ayah selama 3 bulan karena memang kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke Medan. Jalur darat masiih rawan dan dikuasai GAM. Pada waktu itu transportasi yang memungkinkan cuma jalur darat karena Pesawat masih sangat tidak terjangkau harganya. 

Menginjak bangku kuliah, sebenarnya Ibu belum merestui sepenuhnya untuk saya kuliah di Bandung. Saya milih Unpad sebagai pilihan pertama dalam SNMPTN dan itu tanpa sepengetahuan ibu. Saya memberitahu pilihan SNMPTN saya ketika saya sudah mengumpulkan lembar nya ke Panitia (HAHAHA). Ibu saya agak kaget tapi beliau dengan semangatnya terus menerus mendoakan saya agar Lulus di pilihan kedua(Padang) dan ketiga(Medan), karena peluang pilihan pertama cukup kecil dan tidak ingin saya Kuliah terlalu Jauh. Tapi ternyata takdir berkata lain, Alhamdulillah saya lulus pilihan pertama dengan kata lain saya harus kuliah Jauh dari ibu, jauh dari keluarga.

Selama tahun pertama di Bandung saya selalu diwanti-wanti untuk tidak boleh kemana-mana, bahkan berstatus “Wajib Lapor” kemanapun pergi ke Abang saya yang kuliah di Bandung Juga. Saya mulai berontak dan tidak terima dengan semua itu. Masa mau pergi liburan kemana-mana gak Boleh ?? Padahal saya sudah jauh-jauh kuliah ke Bandung tapi gak boleh kemana-mana. WUFFFFTTTTT.

Ketika rasa tidak terima itu menemui ujungnya, saya mulai melakukan perjalanan tanpa minta izin dari orang tua. Perjalanan pertama saya waktu itu ke Jogja, saya minta izin ketika saya sudah dijalan dan itu berhasil mambuat ibu saya ngomel habis2an (maap ya mamakee :P). Tidak selesai sampai disitu, ketika Saya berniat mengunjungin Kampung Inggris, Pare Kediri, You Know what ?  saya mulai minta izin setahun sebelumnya, birokrasi perizinan nya cukup alot mungkin karena saya akan tinggal di Pare selama sebulan namun pada akhirnya saya yang menang karena tekad yang kuat,orang tua saya luluh dan mengijinkan. Selama di Pare saya dan teman-teman juga merencanakan perjalanan ke Bali dan sudah bisa dipastikan bahwa orang tua saya tidak akan mengizikan. Saya nekat pergi tanpa ijin dan Alhamdulillah semua  dilancarkan.

Saya paham betul kenapa orang tua saya begitu over protective nya ke saya, sangat berbanding terbalik perlakuannya kepada abang saya, mereka selalu memberikan kebebasan kepada abang saya kemanapun dia pergi dengan alasan anak perempuan dan anak laki-laki berbeda. Bagi anak perempuan ada yang “harus dijaga” sehingga itu menjadi tanggung jawab orang tua sepenuhnya. Banyak orang tua yang berpikiran seperti itu, mungkin orang tua kalian juga ? but I always trying to understand it.

Semakin bertambah umur, saya mulai berani melakukan perjalanan-perjalanan diluar pengetahuan orang tua saya (bandel ya? Hehehe). Take a risk and Always pray! mungkin itu resiko saya yang punya orang tua yang over protective pada anaknya. Orang tua yang selalu menganggap anak gadis kecil yang polos dan harus dilindungi padahal tanpa mereka sadari anak gadisnya sudah bertransformasi menjadi wanita mandiri, tangguh dan bertanggungjawab (ceilah). Hal itu membuat saya semakin berpikir dan menutar otak  bagaimana caranya agar tetap melakukan perjalanan tapi tanpa membuat orang tua saya khawatir. And i Found the Key !

Kuncinya adalah niat, ketika niat lo lurus, baik dan gak macem-macem. InshaAllah semua akan dimudahkan dan dilancarkan walaupun tanpa izin orang tua (sesat yak gue), Berdasarkan pengalaman sih itu juga. Bismillah aja, inshaAllah ada Allah yang jaga. Pernah waktu saya pergi ke santolo (pantai garut ujung) awalnya ga mau minta ijin karena males debat, tapi karena takut kualat jadi minta ijin pas malem mau berangkat, di mobil. Dan bisa ketebak ibu saya ngomel2 sepanjang perjalanan yang ngebuat mood berubah seketika. Belajar dari situ untuk perjalanan selanjutnya saya ga pernah pernah minta ijin lagi( I take all of the risk). Pernah juga Waktu itu ke Pahawang (pantai ujung lampung), itu perjalanan nya lumayan jauh dan beresiko. Saya cuma bilang ke adik saya kalo saya mau liburan ke lampung, dan ketika partner trip saya tahu, dia kaget dan bilang “Gila lo de gak ijin dulu, perjalanan kita jauh loh, ntar kalo lo kenapa2 gimana?” dan saya cuma bisa nyengir HEHE. Alhamdulillah lancar perjalanan pergi dan pulang tak kurang sesuatu apapun.
 
Saya mulai suka traveling dan itu bertentangan dengan orang tua.Pada dasarnya Apapun yang saya lakukan sekarang sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Ketika saya tidak meminta izin bukan berarti saya tidak mematuhi perintah orang tua, toh kan yang penting tidak melenceng dari syariat Islam kan ? Saya juga udah berjanji bahwa kepercayaan mereka tidak akan pernah saya ingkari.Di usia Saya yang sekarang, saya hanya butuh sebuah kebebasan dan kepercayaan.
Saya semakin suka traveling karena menurut saya dengan traveling, kita bisa melihat dunia dari sisi yang berbeda dari sebelumnya, bukan hanya sekedar pergi liburan dan ngabisin duit. Dari sebuah perjalanan kita bisa menemukan jati diri, kita bisa melihat sisi lain belahan dunia, kita bisa semakin sadar dan mensyukuri segala nikmat, merenungi segala pencapaian dan memaknai hidup jauh lebih bijak. Dunia ini terlalu indah untuk tidak dijelajahi. Dari setiap tempat yang dikunjungi akan ada hal-hal yang menjadi pembelajaran dan instropeksi diri kedepannya.
 
So let’s Plan dan Go Traveling ! (Jangan Lupa minta izin orang tua nya dulu ya :P)

Jakarta, 22 November 2015
_newbie traveller_

(Ps : semoga ayah dan Ibu ga baca tulisan ini :P)

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan jejak anda :)